Gargamel, Si Penyihir Jahat Penyelamat SMURFS: THE LOST VILLAGE!
Maret kemarin triquel dari seri Smurf udah muncul dan salah satu dari voice dubbernya ada Demi. Awal muncul gue hanya merasa sangat hype dengan Demi nge-dub film kartun dan ini bukan pertama kalinya Demi nge-dub film, tapi walaupun begitu gue jujur aja gak optimis bahwa film ini "bagus" dan bahkan gue gak nonton film ini di bioskop.
Akhirnya sesudah beberapa bulan soft copy film ini udah terjual di iTunes, gue nyewa sih soalnya beli mahal banget tapi gue diemin beberapa hari gitu karena gue lagi gak mood aja nonton film. Akhirnya setelah beberapa lama gue ingat kalau ternyata film ini BOX OFFICE!
Ya, gue aja sebagai fans Demi sangat kaget dengan kata Box Office. Emang sih nilai grossnya gak terlalu tinggi tapi film ini termasuk Box Office dan entah kenapa gue ngerasa wow udah saatnya gue nonton film ini.
Akhirnya gue nonton The Smurf untuk yang pertama kali, tapi gue gak memposisikan diri gue sebagai seseorang penonton dan penggemar. Gue nonton sebagai seseorang film maker. Gue juga gak memposisikan diri gue sebagai komentator.
Sebelumnya gue gak pernah ngomentari film animasi 3D maupun 2D, dan gue pun belum pernah bikin atau membuat script dan gue gak tahu harus menggunakan aspek apa dalam mengomentari film ini. Karena kalau gue bilang dari sisi sinematografi itu susah, pertama karena mungkin aja kamera animasi beda dengan kamera film biasa, tapi akhirnya gue menemukan cara untuk mengomentari film ini: Lewat karakteriasi.
Kita bahas kekurangan The Smurf Lost Village terlebih dahulu [dari sudut pandang gue]:
ALUR CERITA
Pertama kali kalau kalian menonton film yang harus diperhatikan adalah visual? Mungkin benar, tapi iyakah?
Film atau mayoritas film yang kalian tonton di bioskop adalah kisah atau dongeng yang diceritakan sutradara melalui gambar visual. Film sendiri merupakan cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak.
Film yang tidak mempunyai cerita dinamakan Film Eksperimental, di mana itu adlah visual abstrak dan amanat sesuai diri penonton masing-masing. Tapi... kita nggak mungkin menaruh film eksperimental, terlebih jika kalian mencari keuntungan [Klik FILM EKSPERIMENTAL untuk info lebih lanjut]
Alur cerita dari Smurf terkesan lambat dan bahkan gue mengira film sudah hampir habis padahal setelah gue liat timeline masih setengah film. Gue gak tau menurut kalian gimana, tetapi gue bukanlah penggemar film dengan alur lelet dan terasa konflik udah selesai padahal baru setengah jalan.
DEMI LOVATO (SMURFETTE) ADALAH KARAKTER UTAMA?
Cerita Smurf kali ini dipusatkan dengan karakter Smurfette yang mencari The Lost Village dan itu berarti cerita seharusnya berfokus kepada Smurfette seseorang, tapi nyatanya di film The Lost Village karakter smurfette dapat durasi voice dan tayang lebih sedikit daripada teman-teman smurfnya. Pusat karakter smurfette diambil kepada brainny dan clumsy, di mana ini mengingatkan gue kepada GGS serta Riverdale karena gue gak tahu siapa main characternya. Kenapa bisa kayak gini ya?
Untuk pertama dan terakhir adalah: Kebanyakan Plot dan menyebabkan Plot Utama tertutup.
MUSIK BERLEBIHAN
Ada beberapa musik yang terkesan tidak pada eranya Smurf tapi mungkin karena ini film Animasi, masih bisa dimaafkan.
Kelebihan film Smurf The Lost Village adalah karakter Gargamel.
Ya...
Bukan Demi Lovato,
Bukan Michelle Rodriguez
Bukan Julia Roberts
Bukan Gordon Ramsay,
Tapi Gargamel yang di dub oleh Rain Wilson!
Kenapa karakter Gargamel menyelamatkan Smurf?
Karena karakternya yang bodoh tetapi sang sutradara atau penulis naskah tidak ingin kebodohoan Gargamel ini melekat pada karakter tokoh fiktif mereka. Entah di komik di film pertama atau keduanya seperti ini, tetapi Gargamel di Smurf dua merupakan pematah gambaran gue dengan karakter penyihir (jika di film komedy/anak-anak/keluarga) terkesan bodoh dan butuh banyak bantuan tetapi pemeran Gargamel nggak seperti itu.
Gargamel mungkin lambat dalm menngkap sesuatu dan menjalankan aksi, tetapi dia juga tetap cerdas. Seperti di scene dimana dia menghancurkan The Lost Village dan berkomunikasi dengan Smurfette.
Akhirnya sesudah beberapa bulan soft copy film ini udah terjual di iTunes, gue nyewa sih soalnya beli mahal banget tapi gue diemin beberapa hari gitu karena gue lagi gak mood aja nonton film. Akhirnya setelah beberapa lama gue ingat kalau ternyata film ini BOX OFFICE!
Ya, gue aja sebagai fans Demi sangat kaget dengan kata Box Office. Emang sih nilai grossnya gak terlalu tinggi tapi film ini termasuk Box Office dan entah kenapa gue ngerasa wow udah saatnya gue nonton film ini.
Akhirnya gue nonton The Smurf untuk yang pertama kali, tapi gue gak memposisikan diri gue sebagai seseorang penonton dan penggemar. Gue nonton sebagai seseorang film maker. Gue juga gak memposisikan diri gue sebagai komentator.
Sebelumnya gue gak pernah ngomentari film animasi 3D maupun 2D, dan gue pun belum pernah bikin atau membuat script dan gue gak tahu harus menggunakan aspek apa dalam mengomentari film ini. Karena kalau gue bilang dari sisi sinematografi itu susah, pertama karena mungkin aja kamera animasi beda dengan kamera film biasa, tapi akhirnya gue menemukan cara untuk mengomentari film ini: Lewat karakteriasi.
Kita bahas kekurangan The Smurf Lost Village terlebih dahulu [dari sudut pandang gue]:
ALUR CERITA
Pertama kali kalau kalian menonton film yang harus diperhatikan adalah visual? Mungkin benar, tapi iyakah?
Film atau mayoritas film yang kalian tonton di bioskop adalah kisah atau dongeng yang diceritakan sutradara melalui gambar visual. Film sendiri merupakan cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak.
Film yang tidak mempunyai cerita dinamakan Film Eksperimental, di mana itu adlah visual abstrak dan amanat sesuai diri penonton masing-masing. Tapi... kita nggak mungkin menaruh film eksperimental, terlebih jika kalian mencari keuntungan [Klik FILM EKSPERIMENTAL untuk info lebih lanjut]
Alur cerita dari Smurf terkesan lambat dan bahkan gue mengira film sudah hampir habis padahal setelah gue liat timeline masih setengah film. Gue gak tau menurut kalian gimana, tetapi gue bukanlah penggemar film dengan alur lelet dan terasa konflik udah selesai padahal baru setengah jalan.
DEMI LOVATO (SMURFETTE) ADALAH KARAKTER UTAMA?
Cerita Smurf kali ini dipusatkan dengan karakter Smurfette yang mencari The Lost Village dan itu berarti cerita seharusnya berfokus kepada Smurfette seseorang, tapi nyatanya di film The Lost Village karakter smurfette dapat durasi voice dan tayang lebih sedikit daripada teman-teman smurfnya. Pusat karakter smurfette diambil kepada brainny dan clumsy, di mana ini mengingatkan gue kepada GGS serta Riverdale karena gue gak tahu siapa main characternya. Kenapa bisa kayak gini ya?
Untuk pertama dan terakhir adalah: Kebanyakan Plot dan menyebabkan Plot Utama tertutup.
MUSIK BERLEBIHAN
Ada beberapa musik yang terkesan tidak pada eranya Smurf tapi mungkin karena ini film Animasi, masih bisa dimaafkan.
Kelebihan film Smurf The Lost Village adalah karakter Gargamel.
Ya...
Bukan Demi Lovato,
Bukan Michelle Rodriguez
Bukan Julia Roberts
Bukan Gordon Ramsay,
Tapi Gargamel yang di dub oleh Rain Wilson!
Kenapa karakter Gargamel menyelamatkan Smurf?
Karena karakternya yang bodoh tetapi sang sutradara atau penulis naskah tidak ingin kebodohoan Gargamel ini melekat pada karakter tokoh fiktif mereka. Entah di komik di film pertama atau keduanya seperti ini, tetapi Gargamel di Smurf dua merupakan pematah gambaran gue dengan karakter penyihir (jika di film komedy/anak-anak/keluarga) terkesan bodoh dan butuh banyak bantuan tetapi pemeran Gargamel nggak seperti itu.
Gargamel mungkin lambat dalm menngkap sesuatu dan menjalankan aksi, tetapi dia juga tetap cerdas. Seperti di scene dimana dia menghancurkan The Lost Village dan berkomunikasi dengan Smurfette.
GARGAMEL
(Melempar freeze-ball)
(Melempar freeze-ball)
Wow, lihatlah kau tidak membeku! Kau tahu kenapa?
Karena kau bukan Smurf sejati!
Karena kau bukan Smurf sejati!
Jika kalian nonton film lain mungkin karakter antagonis akan merasa ketakutan dan kebingungan, tetapi tokoh Gargamel nggak seperti itu dan masih banyak dialog serta aksi yang membuat Gargamel adalah penyelamat film ini lewat karakterisasinya.
Akhirnya gue bilang, bahwa banyak aspek yang bisa membuat film itu bagus dan terselamatkan. Sebagai penonton awaw dan hanya penikmat film semata, mungkin kalian gak akan bisa melihat sedetail itu atau sampai masuk kepada ranah dialog dan script karena klian hanya terpacu pada kekurangan yang visual dan terlihat di mata kalian.
Film The Smurf Lost Village mendapatkan Rate yang kecil di IMDb, Rotten Tomatoes, dan Metacritic dan mungkin awal pertama kritikan mereka adalah:
Really? The Smurf ada lagi?! Aku kira film ini sudah gagal dan tak akan tayang untuk yang ketiga ternyata aku salah. Jadi mari kita bahas bla-bla-bla
Itu tidak masalah dan bukan hal yang tidak biasa. Mereka memang mengkritik untuk membuat orang menyerah dan tak membuat film. Tetapi gue ingin bilang kepada kalian bahwa sebagian orang tidak mengerti film itu bagaimana dan proses di balik layar seperti apa. Di balik film yang kurang baik, ada kru yang bekerja semaksimal mungkin dan orang awaw bahkan kritikus besar dan ternama tidak akan berpikir sampai sejauh itu.
Akhir kata, selamat untuk The Smurf Lost Village.
Gue menunggu untuk film ke-4
Gue menunggu untuk film ke-4
Komentar
Posting Komentar