[Full] Pendapat saya tentang era Tell Me You Love Me Demi Lovato
Tell Me You Love Me adalah era terhebat yang pernah Demi miliki dan tanpa ragu saya bilang seperti itu. Tour yang hebat, musik yang luar biasa. Ini adalah golden era untuk seorang Demi Lovato. Hanya saja ada sebuah kejanggalan hebat tentang Tell Me You Love Me era. Sejak mendnegarkan satu full albumnya, saya sudah merasakan bahwa ini bukanlah musik yang akan dibuat oleh seorang Demi Lovato.
Sorry Not Sorry lagu yang keren, Tell Me You Love Me cukup memuaskan, tetapi Demi tidak menaburkan sedikitpun bumbu yang biasanya ia taburkan pada setiap albumnya.
Mungkin untuk sebagian dari kalian bilang "Kenapa baru bilang sekarang, kenapa gak dari awal saja?"
Saya berikan perandaian. Kalian tidak bisa mengerti pelajarang jika hanya sekali belajar saja. Kalian tidak akan bisa melihat kesalahan dalam film hanya dengan sekali menontonnya. Dan itu sama seperti saya untuk mengerti dan mengetahui kekurangan serta kejanggalan era serta album ini. Layaknya cinta, manis di depan dan mulai pahit dibelakang ketika kalian sudah mengetahui satu sama lain. Saya membuat koneksi itu dengan album ini dan kemudian membulatkan lagi opini saya tentang:
Bagaimana Tell Me You Love Me menjadi golden era terburuk untuk Demi Lovato.
Yang saya tahu, Demi bukanlah tipe orang yang ingin dipaksa. Demi berjalan dengan caranya sendiri. Demi adalah Demi, Demi adalah bosnya. Dan di era ini Demi seakan dipaksa oleh managementnya untuk menjadi image yang disukai oleh banyak orang. Mereka ingin membuat seorang Demi Lovato seperti Taylor Swift atau Selena Gomez, di saat dirinya adalah seorang Demi Lovato.
Demi bukan tipe artis yang peduli dengan fansnya (sejak era DEMI-Confident) dan jujur saja saya lebih suka artis yang seperti itu. Demi merupakan artis yang mengutamakan dirinya sendiri, Demi tidak ingin menggunakan dirinya sebagai guilty pleasure buat orang lain, Demi menggunakan dirinya sendiri sebagai guilty pleasure dirinya sendiri atau maksudnya:
Demi lebih mengutamakan apa yang ia pikirkan, yang ia rasakan, ia inginkan.
Lalu di era ini dengan begitu saja, seperti bom yang jatuh dari langit. Demi menjadi seorang yang mengutamakan pendapat fans, memberikan apa pun yang ingin fans berikan dan bersamaan dengan dirinya melakukan itu, Demi mengorbankan kesehatan mentalnya. Saya gak tau dengan fans yang lain, tetapi saya dengan teliti menyaksikan Demi kewalahan. Dia kewalahan karena ini tak biasa seorang DEMI LAKUKAN. Demi tidak melakukan ini, Demi membuat seni musik yang dia suka dan audiance-nya adalah mereka yang mengerti, mereka yang masih peduli dengan keaslian arti lirik - bukan hanya sekedar cinta dan sex.
Layaknya seseorang yang membuat film untuk kalian berpikir apa arti film tersebut. Nah, Demi membuat musik yang membua kalian mendengarnya berkali-kali hingga mengerti apa yang ia ingin katakan. Musik yang Demi ciptakan, ibarat kalian memberikan uang kepada kasir alfamart/indomart - mereka akan mengembalikannya dengan bentuk uang yang layak, bukan permen atau apapun. Tidak bisa dipungkiri bahwa Demi memang mencipatakan musik bukan untuk disukai banyak orang. Permata tidak bisa ditemukan begitu saja dijalan, kalain harus mencarinya.
Tetapi inilah album Tell me You Love Me dan eranya. Demi harus mengikuti apa yang audience mau, tidak lagi mengutamakan kesenangan dirinya dan mungkin melupakan bagaimana sakralnya penciptaan musik bagi seorang Demi Lovato yang tidak peduli dengan chart lagu.
Fans ingin Demi mempunyai video yang cinematic, dia memberikan kita Tell Me You Love Me Video Clip. Fans ingin film dari Demi, dia mengeluarkan dokumenter. Orang-orang biasa senang dengan lagu featuring DJ, Demi memberikan No Promises dan juga Instruction. Demi bahkan menolak lagu-lagu potensional yang seharusnya ada dialbuunya. Tetapi dia menendang dengan kencang lagu Smoke and Mirros serta Ready For Ya dari Apple Music serta aplikasi streaming terbesar Spotify.
Demi kewalahan, sudah terlihat dia sebenarnya lelah tetapi kenapa dia terlihat biasa-biasa saja? Well, dia menciptakan realita baru, membuat kita percaya bahwa dia senang dengan era ini - padahal tidak. Di era ini juga kita dipaksa dengan hal berbau Nick Jonas dan Demi Lovato, bagaimana Demi membuat lagu untuk seorang Nick Jonas (Ruin The Friendship) dan bagaimana lagu seluruh album ini kental dengan ciri lagu yang akan Nick Jonas buat. Kalian dengarkan saja setiap lagunya pasti mirip seperti lagu yang akan Nick Jonas buat pada umumnya (untuk membandingkannya kalian bisa mendengarkan album Last Year Was Complicated)
Album ini hanya berbicara tentang cinta dan sex - ini bukan Demi banget. Lagu-lagu Demi adalah lagu yang bisa kita relate secara personal dengan diri kita. Satu-satunya lagu yang bisa kita relate adalah You Don't Do It For Me Anymore, tapi... ini bukan Demi juga. Judulnya gak simple terlalu complicated dan kalian coba bandingkan lirik lagu ini dengan lagu Sober karena kebetulan dua lagu ini membicarakan tentang 'hal yang sama'
Menurut saya yang lebih Demi adalah lagu Sober. Dalam hal lirik dan penuangan emosi, Demi yang sebenarnya ada di lagu sober. Era Tell Me You Love merupakan golden era terburuk bahkan Demi sendiri ingin segera mengakhirinya. Hanya saja saya terlalu naif untuk mengatakan itu lebih awal, takut akan opini orang yang menyukai era ini lalu menyerang saya. Padahal Demi mengajarkan saya untuk bangga dengan opini diri sendiri.
Saya harap ketika Demi kembali datang kedunia musik industri dia lebih menyadari bahwa lebih baik menjadi dirinya sendiri dan tidak salah ketika kita tidak bisa melakukan hal yang lebih jika menjadi diri sendiri dan menyadari potensi kita tanpa harus melihat potensi orang lain.
Komentar
Posting Komentar